Pages

Senin, 09 November 2009

Seberapa lapang Hati kita

Suatu ketika ada seorang murid mendatangi ustadnya. Ia datang dengan kondisi yang kurang bersemangat. Dari raut mukanya nampak kesedihan dan keputusasaan yang serius. Sang ustad menyambutnya dengan senyuman dan memberikan kesempatan kepada sang murid untuk bercerita. Kesempatan itupun tidak disia-siakan, simurid segera bercerita tentang permasalahanyang menimpanya. Tak sekedar satu atau dua permasalahan, tetapi hampir seluruh hidupnya ditumpahkan kepada sang ustad.

Selesai bercerita, si murid meminta nasehat kepada sang ustad.Tanpa berkata, sang ustad meninggalkan si murid dan tak lama kemudian telah kembali dengan membawa segelas air putih, sebuah sendok dan dua plastik garam. Diserahkan kepada sang murid, lalu seplastik garam dan sebuah sendok. Kata sang ustad, "Masukkan semua garam yang ada di plastik itu kedalam gelas, lalu aduklah"

Sang muridpun langsung menuruti perintah sanga ustad. Selesai mengerjakan perintah sang sang guru, ustad pun kembali berkata " Minumlah air yang ada didalam gelas." Sang murid bingung, ia berkeluh kesah segala macam masalah, mengharap nasihat, tetapi mengapa diberi ramuan minuman garam. Namun karena sang murid merasa tidak enak jika tidak bersedia menurut perintah sang ustad, maka ramuan garam tersebut diminumnya.

Sang ustad memberikan isyarat bahwa sang murid cukup merasakan rasanya saja, tidak perlu meminumnya. Kemudian sang ustad mengajak muridnya kesebuah kolam. Kata sang ustad, "Masukkan semua garam yang ada diplastik itu kedalam kolam, lalu aduklah air kolam dengan bambu itu sehingga garamnya merata."

Simurid pun langsung menuruti perintah sang ustad. Selesai ia mengerjakan. Sang ustad kembali berkata , " Ambillah segelas iar dari kolam itu, lalu rasakan bagaimana rasa air yang telah anda ambil. " sang murid kembali heran dengan perintah sang ustad. Ia terus bertanya, saya datang untuk meminta nasihat mengapa disuruh meminum air garam. Namun sekali lagi sanga murid tidak enak jika tidak bersedia menuruti perintah ustad, maka air tersebut di cicipinya.

Setelah sang murid mencicipi air yang diambil dari kolam, sang ustad berkata, "bayangkan kalau gelas atau kolam ini adalah HATIMU dan garam adalah MASALAHMU. kalau maslahmu dimasukkan kedalam hatimu yang sempit yang digambarkan dalam bentuk gelas, maka anda akan merasa sangat asin, Artinya anda merasa betapa berat masalah yang dipikul pada saat itu. Akan berbeda kalau garam itu Anda lemparkan ke dalam kolam, Anda aduk dengan cara yang sama lalu diminum, ternyata air itu jauh lebih tawar dibanding yang pertama.

Intinya adalah HATI ANDA.....
Maksud dari cerita diatas adalah, jika kita menyempitkan hari kita maka masalah bisa akan terasa berat. Akan tetapi anda luaskan hati anda, lapangkan hati anda maka masalah tidak akan seberat yang pertama. Kelapangan hati akan menjadi tenang.

Besar kecilnya masalah bagaimana cara hati menampungnya, akan jadi berat bila hati kita memiliki tempat yang sempit untuk menampungnya dan akan jadi ringan jika kita melapangkannya.

HATI MANUSIA IBARAT CERMIN....Semakin jernih dengan Dzikrullah, semakin hitam karena maksiat.

Wallahualam Bissowab.....

Watawa sowbilhaq...Watawa sowbissobr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar