Pages

Rabu, 11 Agustus 2010

Waktu Kita Sedikit

Ya, waktu kita sedikit. Kita sudah berada di ujung zaman. Kita berada dimana kiamat sudah menjelang. Berapa banyak waktu yang telah kita gunakan dalam hidup ini. Sudahkah kita menggunakan beberapa jenak waktu kita untuk bersama dengan orang-orang shaleh guna melembutkan hati kita, agar arah hidup kita lebih lurus?

Kebersamaan kita adalah wujud kasih sayang dan cinta Allah ta'ala. Mahal dan istimewanya kebersamaan kita, pernah disinggung oleh Umar bin Khatthab Radhiyallahu ‘anhu dalam perkataannya, “Tidak ada karunia Allah yang lebih baik bagi seseorang setelah ia masuk Islam, dari karunia memiliki saudara yang shalih”. Shahabat rasul yang terkenal ketegasannya dalam membela kebenaran itu lalu berpesan, “

Jika di antara kalian ada yang merasa senang dengan saudaranya hendaknya ia memegang saudaranya itu dengan kuat”. Karena itu saudaraku, jangan menjauh dan kuatkanlah tekad untuk tetap bersama-sama di sini. Kita harus rela menebus apapun, agar kebersamaan kita tetap terpelihara. Saudaraku, peganglah kuat-kuat saudara-saudara shalih kita. Dalam kondisi taat, saudara yang shalih akan mendorong kita untuk berbuat ketaatan yang lebih banyak lagi. Dalam kondisi lalai saudara yang shalih akan mengingatkan kita dari kelalaian. Dalam kondisi hati kita tersayat dan terluka oleh dosa, saudara yang shalih akan membantu mengobati kita dan membuat kita pulih kembali.
Duduklah bersama mereka. Membaca ayat-ayat Allah, merenungi petunjuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, atau hanya sekedar bertatap muka. Itulah kebiasaan para salafusshalih dahulu. Mereka gemar bermujalasah atau duduk bersama-sama orang-orang shalih yang bisa menentramkan hati. Ahmad bin Abi al-Hawari ad-Dimasyqi, salah satu tokoh generasi tabi'in, biasa duduk-duduk dan berdekatan bersama orang-orang shalih saat ia merasakan kekesatan hati. “Jika engkau merasakan kekesatan dalam hatimu maka duduklah dengan orang-orang berzikir dan orang-orang zuhud, “ begitu katanya.
Datanglah kerumah-rumah saudara mereka, seperti yang dilakukan oleh Mimun bin Mahran yang pergi kepada guru generasi tabi'in Hasan al-Bashri rahimahullah. Maimun mengetuk pintu rumah Hasan al-Bashri dan berkata, “Wahai Abu Sa'id aku mulai merasakan kekasaran dalam hatiku bantulah aku melembutkannya”
Ada saja orang yang memiliki kekuatan hati seperti itu. Ada saja orang yang mampu memberi kesejukan dalam diri sesorang. Mereka adalah orang-orang yang selama ini ada dan berjalan bersama kita di sini di jalan menyebarkan dan mengajak kepada kebaikan jalan yang pernah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul. Meski derajat mereka tidak seperti sahabat tapi pancaran cahaya wajah mereka membuat siapa saja menjadi luluh.
Mungkin saja ada di antara mereka yang tidak berasal dari kalangan shahabat, bukan pula dari tabi'in atau dari generasi berikutnya akan tetapi kata-kata mereka meluluhkan karatan-karatan yang ada dalam hati. Darimana kita mendapat orang-orang seperti itu? “Hati bisa merasakan apa yang tidak dilihat oleh mata”, kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Hatilah yang akan menuntun kita untuk mendapatkan orang-orang shalih yang kita butuhkan.
Seharusnya bagi orang-orang beriman tidak terlalu sulit menilai dan membedakan sesuatu. “Seseorang tidak mungkin merahasiakan sesuatu dalam dirinya, karena Allah akan menampakkan rahasia itu pada raut wajah dan untaian lisan” kata Ibnu Taimiyah lagi. Karena itu pertajam mata hati kita. Jangan kotori dengan lumpur dosa yang membuatnya jadi kelam. Sebab hati orang beriman memiliki firasat untuk menilai sesuatu. Firasat iman namanya. Ia akan membantu kita guna menemukan kebenaran. Seperti firasat ahli hadits saat memeriksa apakah satu hadits shahih atau dha'if, terkadang mereka menilainya melalui firasat mereka yang tajam sebelum memutuskan derajat sebuah hadits. Begitulah seterusnya.
Setelah itu gunakan waktu sebaik mungkin untuk bermunajat dengan Allah. Rasakan keindahan kata yang dikatakan oleh Muslim bin Yasar, “Tidak ada kenikamatan selain bemunajat dengan Allah”. Selain di masjid, sudut-sudut rumah kita sangat bagus digunakan sebagai tempat bermunajat. Sujudlah di sana, perbanyaklah doa di sana, berkeluh kesahlah padaNya. Bakr bin Abdullah al-Muzani berkata, ”Ada apa denganmu wahai Ibnu Adam, menyepilah di antara dirimu dan mihrab, berdirilah di sana menemui Tuhanmu.
Tidak ada penghalang antara dirimu dengan rabbmu". Rahmah dan kasih sayang Allah begitu luas. Lebih luas dari lautan dan alam semesta, bahkan lebih luas dari pengertian luas yang kita pahami. Mungkin inilah sebabnya Allah menunda memberi hukuman atau ujian kepada sekelompok umat, tujuannya agar ummat tersebut segera memperbaiki diri mereka, bertaubat dan segera berbenah dari berbagai kelalaian. Karena itu segeralah bertaqarrub padaNya. Ingat berbagai macam karuniaNya pada kita.
Syukurilah itu semua dengan segera melakukan berbagai macam ketaatan. Mari kita simak pecakapan antara Umar bin Abdul Aziz dengan putranya Abdul Malik. “Wahai anakku, aku ingin istirahat. Aku lelah setelah semalam mengurus jenazah kakekmu Sulaiman bin Abdul Malik. Karena itu, jangan kau bangunkan aku sampai waktu zuhur tiba”, kata Umar “Wahai Amirul Mu'minin, siapakah yang kau harap menyelesaikan urusan kaum Muslimin yang menunggumu guna memutuskan perkara mereka?”, kata Abdul Malik. “Aku lelah wahai anakku, nanti saja setelah shalat Zuhur aku menyelesaikan perkara mereka”, jawab Umar.
Dengan penuh rasa hormat ia mencoba mengingatkan ayahnya, “Man yadhmanu laka an ta'iisya ilaz zhuhri (siapa yang telah memberi jaminan kepadamu wahai ayah bahwa engkau masih hidup sampai zuhur?”. Sesaat setelah mendengar itu, sang khalifah yang wara' ini tiba-tiba bergetar hebat mendengarkan perkataan anak yang ia cintai. Ia tidak menduga anaknya yang masih kecil itu sanggup mengucapkan perkataan yang mengandung penjabaran tauhidurrububiyah yang sangat jelas. Ucapan itu tiba-tiba mengenyahkan rasa lelahnya.
Sejurus kemudian, sang khalifah memanggil anaknya agar mendekat. Setelah sang anak mendekat, khalifah yang zuhud ini memegang kepala Abdul malik, meletakkan hidung dan bibirnya di antara kedua kening sang anak lalu berkata, “Alhamdulillahil ladzi akhraja min shulbi man yau'iinunii ala diiniy (segala puji bagi Allah yang telah mengeluarkan dari keturunanku yang membantuku taat kepada agamaku)”. Setelah itu keduanya berangkat ke masjid, dan khalifah yang zuhud itu menyelesaikan urusan rakyatnya yang telah lama menanti kehadiran sang khalifah. Beginilah kia seharusnya menyikapi perjalanan waktu.
Memanfaatkan segala momen untuk menambah kualitas hidup kita. Disamping selalu bertaqarrub pada Allah dengan berbagai ibadah juga dengan selalu bersama orang-orang shalih, bermajelis dengan mereka dan mendengar nasehat-nasehatnya serta meneladani prihidupnya, agar perjalanan kehidupan kita lebih terarah. Sebab waktu kita sedikit. Kita berada di lorong kehidupan yang panjangnya segera akan berakhir. Tim al-Balagh, dari berbagai sumber

Rabu, 24 Februari 2010

10 Obat Puskesmas Hati

1. Asam manfaat (aslinya: asam mefenamat)
Untuk menghilangkan rasa sakit karena disakiti orang lain. Mempunyai banyak manfaat seperti analgesik (penghilang rasa nyeri) dan anti inflamasi (anti radang) dihati Anda.

2. Antasud (aslinya: Antasid)
Diberikan bersamaan dengan asam manfaat. Antasud mengandung ekstrak AntaSudiMaapin yang dapat menetralkan asam-asam di hati karena sakit hati Anda dengan orang lain. Jika AntaSudiMaapin dapat diserap oleh lambung yang ada dalam jiwa Anda, maka sakit-sakit hati yang selama ini terjangkit pada diri Anda, akan hilang dengan mudah.

3. DMP alias Dilarang Menggoda Perempuan (aslinya: Dextrometorphan/DMP)
Digunakan pada penderita batuk-batuk berdehem (ehm... hmm... m..) bila melihat cewek cantik. DMP harus segera diberikan pada saat serangan terjadi. Obat ini juga mengandung MikirLitik (litik: menghancurkan) yang dapat menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak pada tempatnya.

4. Vitamin C (Cinta)
Sebagai antioksidan yang mudah dan murah didapatkan, vitamin C sangat dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit terutama penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus-virus hati. Virus dapat dengan mudah menyerang tubuh kita apabila imun sedang berada dalam kondisi lemah atau tidak stabil. Virus-virus hati yang dapat menimbulkan rasa benci, dendam, hasud dan dengki sebenarnya dapat dengan mudah dihindari bila imun kita bagus. Dengan mengonsumsi vitamin cinta Illahi secara teratur dapat mencegah kita dari penyakit-penyakit virus hati.

5. A-SyukurVir (aslinya: Asiklovir)
Anti virus ini dengan efektif dapat memotong replikasi Dengky virus, yang memang akhir-akhir ini banyak menjangkiti manusia. Dengan A-SyukurVir, Dengky virus tidak akan dapat bertahan hidup lama ditubuh Anda.

6. CTM/Come To Me alias Berserah Diri (aslinya: Clortameton/ CTM)
Mengatasi segala macam alergi terhadap alergen-alergen duniawi. CTM dengan mudah dapat menghilangkan rasa gatal, pedih dan kemerahan di kulit jiwa Anda. Efek sampingnya dapat menyebabkan efek terlelap dalam kasih sayangNya.

7. Dosa_methason (aslinya: dexamethason)
Mengandung KortikoSerahDiri (aslinya: kortikosteroid) yang dapat meminimalisir inflamasi (meradangnya) dosa-dosa Anda. Digunakan ketika Anda mengalami inflamasi dosa yang hebat dan berat. Diminum 1x sehari saja di ⅓ malam terakhir.

8. Neurotropik
Mengandung vitamin B1 (Beriman), B6 (Banyak Beramal, Banyak Berinfak, Belajar Bersimpati) & B12 (Bikin Banyak keBajikan, Berusaha rajin Berpuasa, Biasakan Bertawadhu, tidak Bosan Bersabar, menebar Berkasih-sayang) dapat mengasah neuron-neuron syaraf-syaraf Anda agar lebih peka terhadap sekeliling Anda.

9. Amuk_Si_Silin (aslinya: Amoxicillin)
Antibiotik yang dapat mencegah mengamuknya kuman-kuman masyarakat yang dapat merugikan masyarakat lainnya dan diri Anda sendiri.

10. a Doa_Nalin injeksi (aslinya: Adrenalin injeksi/suntikan)
Mencegah terjadinya Syok anafilaktik akibat depresi karena keinginan Anda yang tidak tercapai. Dengan adoanalin injeksi yang langsung di suntikkan kedalam pembuluh darah Anda untuk menuju sang Pencipta, insya Allah Doa-doa anda akan terkabulkan. Obat ini harus rutin digunakan dengan dosis maksimal.

Ditambah 1 prinsip hidup sehat yaitu

”Health Life Style”

Perilaku sehat yang dapat menghindarkan anda dari segala penyakit hati. Oleh karena itu biasakan gaya hidup sehat dengan melakukan 5 wajib 4 sempurna setiap harinya yaitu wajib shalat 5 waktu plus 4 ibadah penyempurna : QT PuAs (Qiyamul Lail, Tilawah, Puasa, Shalat Sunah)

Senin, 01 Februari 2010

Panah Yang Tak Pernah Meleset


Tanyakan kepada semua orang, adakah manusia yang tidak memiliki persoalan hidup? Siapa di antara kita yang sepanjang hidupnya diliputi kesenangan? Siapa pula di antara kita yang tidak memiliki obsesi yang tak kunjung terealisasi? Adakah di antara kita yang merasa tenang karena yakin bahwa dosa-dosanya tidak akan menyeretnya ke dalam neraka?

Mereka tentu akan menjawab, "Tidak ada!"

Kita semua memiliki beragam persoalan. Kita pun sering diliputi kesedihan dan duka. Cita-cita dan harapan yang masih tertunda. Bayangan-bayangan dosa pun senantiasa menghantui.

Lalu kemana hendak mengadu?

MENGAPA RAGU BERDOA
Seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW dan mengatakan, "Wahai Rasulullah, apakah Tuhan kita itu jauh sehingga kita menyeru-Nya, ataukah Dia dekat, sehingga kita cukup berbisik kepada-Nya?" Maka turunlah firman Allah SWT

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, ….." (QS. Al Baqarah: 186).

Pertanyaan yang ditanyakan oleh lelaki tersebut adalah pertanyaan yang begitu mudah. Tapi Rasulullah SAW tidak menjawabnya. Apakah Rasulullah SAW tidak mengetahui jawabannya? Tentu saja Rasulullah SAW
Marilah kita cermati kembali firman Allah di atas, "Apabila ia memohon kepada-Ku". Ayat ini mengandung konsekuensi berdoa terlebih dahulu sebelum berharap pengabulannya. Ya, Allah SAW akan mengabulkan permintaan Anda, tapi dengan syarat, Anda mesti berdoa terlebih dahulu.
Perhatikanlah pertanyaan-pertanyaan Allah SWT dalam ayat-ayat berikut ini, dan perhatikan pula jawabannya. AllahSWT berfirman,

"Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji." (QS. Al Baqarah: 189).
"Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar." (QS. Al Baqarah: 217).
"Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul." (QS. Al Anfâl: 1).
"Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". " (QS. Al Baqarah: 219).
Setiap pertanyaan dalam ayat-ayat di atas jawabannya selalu didahului dengan kata "qul" (katakanlah). Berbeda dengan ayat berikut ini,

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku." (QS. Al Baqarah: 186).

Dalam ayat ini, Allah SWT yang langsung menjawabnya tanpa menggunakan kata "qul" (katakanlah), sebab hubungan yang ada adalah hubungan langsung, kontak terbuka antara kita dengan Allah SWT, kapan dan di mana saja, tanpa ada perantara antara kita dengan-Nya.
Apalagi yang menghalangi tangan kita untuk tengadah berdoa kepada-Nya? Bukankah Allah SWT, Yang Mahakaya lagi Mahakuasa atas segala sesuatu telah berkata kepada kita, "Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan permohonanmu"?

Allah yang Mahakaya, Pemilik segala sesuatu, menyuruh Anda untuk meminta kepada-Nya. Tapi mengapa ketika kita ditimpa musibah, atau didera cobaan dan kesulitan, kita lebih memilih untuk meminta dan mengadu kepada sesama makhluk? Masuk akalkah seorang yang sedang tenggelam, memohon pertolongan dari orang yang juga tenggelam? Masuk akalkah, seseorang yang sedang membutuhkan, meminta pertolongan kepada orang yang juga membutuhkan?
Allah SWTì berfirman,
"Hai manusia, kamulah yang berhajat kepada Allah; dan Allah Dialah yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Mahaterpuji." (QS. Fâthir: 15).

Alangkah dalam pengertian ayat ini! Setiap kita membutuhkan Allah! Orang kaya di antara kita adalah fakir. Penguasa kita adalah fakir. Rakyat jelata kita pun fakir. Setiap kita adalah hamba-hamba Allah yang fakir! DAn Allahlah yang Mahakaya, Al Ghaniy Al Hamîd. Kata-kata Al Ghaniy ini disebutkan dalam bentuk ma'rifah, agar kita tahu bahwa kekayaan ini adalah kekayaan (ketidakbutuhan) yang sifatnya mutlak dan absolut.

Anda bertanya, "Siapakah sebenarnya Sang Pemberi yang begitu Dermawan itu?" Dialah Allah! Salah satu nama-Nya adalah "Al Karîm", yang berarti Zat Yang Mahamemberi tanpa diminta. Subhânallah! Maka apalagi jika diminta!

KEUTAMAAN DOA

Pernahkah Anda memperhatikan susunan surah-surah dalam Al Qur'an? Ternyata Kitabullah dimulai dengan doa, surah Al Fatihah. Bukankah surah ini berisi doa agar kita ditunjuki jalan yang lurus? Lalu surah An-Nâs, surah penutup dalam Al Qur'an. Surah ini pun berisi doa perlindungan dari kejahatan bisikan setan, jin maupun manusia.
Maka Al Qur'an dibuka dengan doa lalu ditutup dengan doa pula, menunjukkan keutamaan yang agung dari doa ini.

1. Yang Paling Mulia di Sisi Allah
Rasulullah SAW
"Tidak ada yang lebih mulia di sisi Allah melebihi doa." (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah ).

2. Karenanya Allah Cinta
Rasulullah SAW

"Siapa yang tidak berdoa kepada Allah I, maka Allah akan murka kepadanya." (HR. HR. Ahmad dan selainnya, dinyatakan hasan oleh Al Albânî).

Dari hadits ini, kita bisa pahami bahwa doa adalah ibadah yang dicintai oleh Allah. Demikian pula orang yang berdoa dicintai oleh Allah. Mengapa demikian? Karena Allah I murka kepada hamba-Nya yang tidak mau berdoa.
Nah, sekarang Anda dihadapkan pada dua pilihan, Anda tetap enggan dan malas berdoa lalu Allah murka kepada Anda, atau Anda berdoa dan Allah pun cinta kepada Anda? Jiwa-jiwa yang sehat tentu akan memilih pilihan kedua, seperti halnya Anda. Bukan begitu?

3. Ibadah yang Paling Utama
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata, "Ibadah yang paling afdhal adalah doa." (HR. Hâkim, juga diriwayatkan secara marfu’ dan dinyatakan hasan oleh Al Albânî).


BENTUK-BENTUK PENGABULAN DOA

Sekian banyak kenikmatan yang telah Allah karuniakan kepada Anda merupakan jawaban atas doa-doa Anda kepada-Nya. Anda bertanya, "Bagaimana bisa seperti itu?"
Ternyata, doa yang kita panjatkan tidak ada yang sia-sia, karena bisa jadi doa yang kita panjatkan itu dikabulkan dalam bentuk lain.

Di antara bentuk pengabulan doa adalah:

Pertama: Doa Anda dikabulkan di dunia.

Kedua: Ditangguhkan sampai hari kiamat.

Ketiga: Sebagai penangkal kejelekan yang mungkin akan menimpa Anda.

Inilah rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya, di mana Dia tak pernah menyia-nyiakan kebaikan yang kita lakukan.

Tapi mungkin Anda tidak tertarik dengan hal ini. Dan Anda berkata, misalnya ketikaAnda sedang butuh uang untuk suatu keperluan dan Anda telah berdoa kepada Allah agar diberi rezeki, "Allah Maha Mengabulkan doa, dan saya menginginkan doa saya dikabulkan di dunia. Saya hanya ingin uang, bukan dalam bentuk lain."

Ini adalah hal yang wajar. Tapi apakah Anda yakin bahwa setiap doa Anda akan mendatangkan kebaikan? Sebab bisa jadi, sebagian doa Anda justru akan mendatangkan kejelekan bagi Anda. Anda mungkin telah berdoa agar bisa lulus di perguruan tinggi favorit di kota Anda. Anda betul-betul menghiba bahkan sampai meneteskan air mata dalam berdoa. Namun Anda ternyata tidak diterima di perguruan tinggi itu. Apa yang akan Anda katakan? "Allah tidak mengabulkan doaku!".

Namun sebenarnya Allah telah mengabulkannya! Yaitu dengan menghalangi kejelekan yang hampir menimpa Anda tanpa Anda sadari jika Anda diterima kuliah di tempat tersebut. Bisa jadi di PT itu Anda akan dipertemukan dengan teman-teman yang buruk akhlak dan perangainya, yang justru akan menggelincirkan Anda dalam kebinasaan dunia dan akhirat.

Atau, Allah menangguhkan jawaban doa tersebut di akhirat dalam bentuk pahala yang tidak pernah Anda sangka-sangka sebelumnya. Demikian menakjubkannya pahala itu, sampai-sampai Anda berharap agar doa-doa Anda tidak dikabulkan di dunia. Semua untuk simpanan akhirat saja.

Sabtu, 30 Januari 2010

Penelitian: Berbuat Baik Memperpanjang Umur


Penelitian menun
jukkan perbuatan baik memperpanjang umur. Al-Quran sejak lama menganjurkannya.


Hidayatullah.c
om—“Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan,” demikian salah satu potongan Surat Al Qashas: 77.

Banyak potongan surat dalam Al-Quran maupun Hadits yang mengajurkan beramal, berbuat baik, serta larangan melakukan keburukan. Nah, anjuran Al-Quran ini telah terbukti secara temuan ilmiah belum lama ini membuktikannya.

Menurut laporan majalah Science dari Amerika tanggal 25 Juli lalu disebutkan bahwa kegiatan sosial (tolong menolong) membawa manfaat bagi kesehatan tubuh. Psikolog dari The University of Michigan telah menemukan rahasia besar di dalamnya: "Inilah anugerah." Hasil penelitian ini dipublikasikan pada majalah akademisi Psychologi of Science pada bulan Juli.

Dalam riset yang berlangsung selama 5 tahun itu, para ilmuwan meneliti 423 pasangan suami-istri berusia lanjut. Dimulai dari awal, kepada setiap pasangan peserta diadakan 2 macam penelitian. Hal pertama ialah yang berhubungan dengan bantuan "bidang materi", misalnya tumpangan kendaraan oleh teman dan famili, titipan barang bawaan atau membantu menjaga anak kecil. Sedangkan hal berikutnya ialah dukungan semangat antarpasangan itu sendiri.

Dalam proses penelitian yang berlangsung selama beberapa tahun ini, ada 134 objek penelitian yang meninggal dunia. Para peneliti menemukan, efek dari bantuan yang diperoleh dari orang lain hanya menimbulkan perubahan yang sangat kecil terhadap rasio kematian pribadi. Tetapi yang membuat orang terkejut ialah, ternyata memberikan bantuan kepada orang lain sungguh bermanfaat bagi diri sendiri.

Di luar faktor umur, jenis kelamin, kondisi tubuh, kondisi jiwa serta tingkatan sosial-ekonomi, peneliti menemukan, memberi bantuan "bidang materi" pada orang lain akan menurunkan rasio penyebab kematian 42%, sedangkan memberi dukungan moril kepada orang lain pun dapat menekan tingkat kematian menjadi 30%.

Terhadap hasil penelitian ini, Toni Antonucci seorang psikolog dari Universitas Michigan berkomentar bahwa kita jelas telah mengabaikan pentingnya faktor berbuat kebaikan itu. Salah seorang peneliti yang bernama Stephanie L. Brown menyatakan, tampaknya jika kita ingin bertambah umur panjang, tiada salahnya kita coba membantu dan memberi perhatian pada orang lain.

Derma Bikin Bahagia
Sebelum ini, media serupa juga pernah mengungkap penelitian berkaitan hubungan antara uang dan kebahagiaan.Dalam kasus itu, para peneliti di Amerika menanyai ratusan orang Amerika tentang prilaku belanjanya dan tingkat kebahagiaannya. Mereka menemukan bahwa tingkat belanja pribadi tidak ada hubungannya dengan tingkat kebahagaian seseorang, sedangkan belanja untuk orang lain (misalnya memberikan sumbangan, memberikan hadiah untuk keluarga dan orang lain) justru berhubungan positif dengan tingkat kebahagiaan seseorang.

Penelitian menguji sekelompok pekerja yang baru saja menerima bonus antara 3000 dolar sampai dengan 8000 dolar. Mereka ditanya tentang seberapa banyak dari uang tersebut yang dibelanjakan untuk diri sendiri dan untuk orang lain.

Mereka yang memberikan sebagian dari bonus yang didapatnya kepada orang lain melaporkan memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa mereka yang memberikan lebih dari 1/3 dari bonus yang didapatkan kepada orang lain menempati tingkat skor kebahagiaan yang tertinggi. [erb/hid/cha/www.hidayatullah.com]

Rabu, 20 Januari 2010

Keajaiban seorang ayah

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada
siapapun – dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil,
tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain
dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil
mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil
(mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa
meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

Ayah benar-benar senang membantu seseorang…tapi ia sukar meminta
bantuan.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah.
Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia
sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu.
Dan hasilnya?… .mmmmhhh…”tidak terlalu mengecewakan” ^_~

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia
bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk
membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan
tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau
memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal
menunggumu.

AYAH ITU MURAH HATI…..
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan…..
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara…

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap
semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa
banyak kerutan di dahinya….

Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu….

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu”
Ketika ia ingin berkata ,,tidak”

Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya
kepregok menghisap rokok dikamar mandi.

Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu
sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan”

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan
sesuatu hal yang baik persis seperti caranya….

Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri….

Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau
meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak
akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata ….
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama
kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya
(ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa
takutmu…ketika kau mimpi akan dibunuh monster…
tapi…..ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang
malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar
selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata :” kalau kau ingin mendapatkan
pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar
apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai
besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin
mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang
Menciptakannya”

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,,jadilah lebih kuat dan
tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang
lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu”

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :” jangan cengeng
meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari
terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau
gantikan posisi Ayah di hatimu”

Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik
daripada kamu dulu….

Ayah bisa membuatmu percaya diri…
karena ia percaya padamu…

Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba
melakukan yang terbaik….

Dan terpenting adalah…
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Senin, 18 Januari 2010

Makanan haram dalam perspektif biologi kuantum

Ketika seorang ayah memberikan uang kepada ibu untuk membelikan makanan bagi kedua anak mereka yang masih balita, maka sang ibu dengan sigapnya segera berbelanja ke tukang daging di pasar langganan.Semuanya tampak biasa dan wajar-wajar saja. Tetapi bila ternyata uang yang didapat sang ayah tadi bukanlah terkategori sebagai pendapatan yang halal, maka jalan ceritanya akan panjang dan pasti tidak akan “happy ending”.

Apalagi tokoh sang ibu dalam cerita ini rupanya tengah berbadan dua. Dongeng punya cerita, ternyata setelah diusut-usut oleh KPK, uang yang dibawa pulang oleh sang Ayah adalah uang komisi yang tidak semestinya diterima. Sang ayah yang pegawai senior sebuah instansi itu tentulah tahu dan dapat membedakan, mana yang menjadi haknya dan mana yang bukan. Akan tetapi karena desakan hawa nafsu ingin tampil sebagai seorang kepala keluarga yang prestatif serta dapat menduduki maqom yang terhormat di mata istri dan keluarganya, maka uang itupun diterimanya. Dengan senang hati? Tentu tidak. Dengan jantung yang berdebar sangat kencang, sampai-sampai ia sendiri merasa bahwa jantungnya bisa saja putus saat itu juga. Keringat dingin meleleh di sepanjang tulang punggungnya, dadanya terasa sesak, sampai-sampai kemeja yang
dikenakannya serasa melekat erat bak pakaian senam. Nafas tersenggal-senggal, dan kepala terasa pening melayang. Ya, itulah pertanda seluruh tubuhnya sepakat menolak untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah dosa.

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, (Al-Quran) yang serupa lagi berulang-ulang. Bergetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” (QS Az-Zumar ayat 23)

Getaran rasa bersalah itu mengguncangkan sistem normalitas dan homeostasis alias keseimbangan internal manusia. Hormon ketakutan (skotopobin) membuncah dan terus mendorong ketidakseimbangan hormonal lainnya. Metabolisma tubuh mengalami perubahan secara drastis. Para elektron, proton, quark, lepton, bosson, dan fermion yang tengah bertasbih dan berthawaf terganggu ritmenya dan membangun sebuah keseimbangan baru sebagai suatu efek kompensasi. Sebagian dari mereka menjadi liar karena kehilangan pegangan. Sunatullah yang termanifestasi sebagai berbagai aturan yang menjamin keteraturan yang bersifat sistematik tidak lagi berjalan semestinya. Sebagai contoh, konsep larangan Pauli yang memisahkan antara elektron dengan arah spin yang sama dalam orbital Bohr yang berbeda, tidak lagi dipatuhi dan para elektron, semuanya berloncatan semaunya, semuanya semau “gue”.

Uang yang notabene hanya sekedar sekumpulan karbon yang berbentuk kertas dan sama sekali tidak berdosa, bila terpegang oleh tangan-tangan yang chaos akan ketularan dan menunjukkan sifat (fenotip) serupa. Kertas uang akan menjadi media penghantar multi level dosa (MLD). Sang ibu yang kemudian berbelanja dan membeli 1/2 kg daging has dalam dari seekor sapi yang nyata-nyata halal karena disembelih dengan menyebut nama Allah, akan kecipratan efek tidal dosa yang seperti molekul dalam gerakan Brown, membentur sana-sini dan berzig-zag kian-kemari menciprati tetesan dosa kesana-kemari, terdorong oleh panasnya energi kinetik rasa bersalah. Dan daging has dalam sapi yang halal itu, ketika terpegang oleh lengan ibu yang terkena efek gerak brown dosa, maka akan berubah pula menjadi sekumpulan atom C, H, O, N, P,dan K yang resah dan gelisah (ingat hampir semua elemen di alam semesta bersifat dielektrik).

Ya, daging itu telah menjadi medium turunan ketiga dari sebuah dosa. Jangankan terpegang, dikantungi plastik saja dan plastik itu “dicengkiwing” hanya oleh 1 ibu jari dan 2 jari anak buahnya, maka sifat semi konduktornya tetap akan menjadi penghantar bagi proses MLD. Kemudian daging itu disemur, dan dimakan beramai-ramai. Ketika ia sampai di lambung dan saluran pencernaan, amilase, gastrin, pepsin, tripsin, garam empedu,dan juga lipase ogah-ogahan menjamunya karena merasa tak kenal. Jadilah daging itu diolah seenaknya dan tentu semau gue juga dong! Blok pembangun yang semestinya kelak dapat menjadi bagian dari keshalehan dan kejeniusan otak seorang anak, gagal menjadi protein dan banyak diantaranya menjadi gugus sterol alias lemak. Lemak ini akan terakumulasi menjadi hormon steroid dari anak ginjal yang mendorong terciptanya rasa cemas, gelisah, khawatir, dan ketakutan. Coba bayangkan, hanya dari sekerat daging sapi yang semestinya halal, anak-anak dari keluarga muda itu akan tumbuh menjadi anak-anak yang pemarah, murung, gelisah, dan ketakutan, tanpa mereka pernah tahu apa sebabnya.

Dan bila kelak mereka dewasa serta menjadi pribadi yang berakhlaq kurang mulia, siapakah sebenarnya yang bertanggung jawab dan terbebani oleh dosanya? Tentu bukan para downliner bukan? Kitalah, para orangtua yang berperan sebagai up-line yang akan menuai badai bonus dosa, Naudzubillahi mindzalik.

Ternyata proses dan fenomena ini tidak hanya terjadi pada kegiatan makan-memakan saja, melainkan pada semua aspek kehidupan seorang manusia. Setiap rasa bersalah karena melanggar perintah dan larangan Allah, yang merupakan kebenaran absolut, maka setiap sel dan setiap unsur di dalam tubuh kita akan bersikap chaos yang pada gilirannya akan mengakibatkan munculnya dampak akumulatif yang mengacaukan sistem bio-psikologis. Jiwa-jiwa kita menjadi sulit untuk mencapai tataran muthmainah, naudzubillahi mindzalik. Seorang ibu yang tegang dan kecewa (tanda-tanda kufur nikmat), pada saat mengandung putranya berarti dapat pula dikatakan berinvestasi pada kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa anaknya di kemudian hari. Demikian pula seorang ayah yang pemarah dan pembohong, setiap belaiannya pada sang anak akan menularkan ketakutan, kegelisahan, dan kekacauan quantum biologis pada anaknya. Oh anak, engkau rupanya sebuah cermin bagi keimanan kedua orangtuamu.

Maka bertaubatlah kita, berdoalah kita, dan berwudhulah kita untuk mensucikan setiap proses interaksi dengan setiap elemen dalam kehidupan. Karena itu pula di setiap perjumpaan diwajibakan bagi kita untuk mengucapkan salam, sebuah doa bagi sesama, dan sebuah doa bersama bagi keselamatan kita semua.

Oleh karena itu pula terkuak makna dalam doa sebelum makan yang memiliki arti tidak sekedar mengharapkan barokah dari makanan yang tersedia, tetapi juga permohonan agar terhindar dari azab api neraka. Doa makan itu rupanya bagian dari proses sterilisasi dan pengeliminasian unsur-unsur dosa (haram) dalam sebuah makanan.

Jumat, 25 Desember 2009

Akibat kepanikan


Seorang laki-laki sedang duduk santai di bawah sebuah pohon setelah seharian bekerha di sawah. Tiba-tiba, seseorang berteriak, “Mansur.....anakmu Zainab hanyut di sungai ! saking kagetnya, laki-laki itu segera berlari kea rah sungai. Baru seratus meter dia berlari, ia baru sadar bahwa ia tidak memiliki anak bernama Zaenab. Ketika hampir mendekati sungai, dia sadar bahwa dia belum menikah. Jadi, bagaimana mungkin dia mempunyai anak ?

Ketika terjun ke sungai, dia baru sadar bahwa dia tidak bias berenang. Dan, ketika dia berada di tengah arus sungai, dia baru sadar bahwa namanya bukan “Mansur”.

Kepanikan hanya akan membuat kita kehilangan akal sehat. Pertama kali, yang harus kita lakukan ketika ada masalah yang menghampiri kita adalah menerima masalah itu dengan lapang dada. Sikap ini sangat mutlak diperlukan agar kita tetap tenang, sehingga kecerdasan kita tetap berfungsi dengan baik. Bukankah kebingungan atau kepanikan akan membuat kita kesulitan berpikir logis dan jernih ?

Dengan ketenangan, kita dapat membedakan atau menganalisis masalah yang ada, dan kemudian membuat atau menyintesis kesimpulan dan menentukan jalan pemecahannya.