Pages

Sabtu, 30 Januari 2010

Penelitian: Berbuat Baik Memperpanjang Umur


Penelitian menun
jukkan perbuatan baik memperpanjang umur. Al-Quran sejak lama menganjurkannya.


Hidayatullah.c
om—“Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan,” demikian salah satu potongan Surat Al Qashas: 77.

Banyak potongan surat dalam Al-Quran maupun Hadits yang mengajurkan beramal, berbuat baik, serta larangan melakukan keburukan. Nah, anjuran Al-Quran ini telah terbukti secara temuan ilmiah belum lama ini membuktikannya.

Menurut laporan majalah Science dari Amerika tanggal 25 Juli lalu disebutkan bahwa kegiatan sosial (tolong menolong) membawa manfaat bagi kesehatan tubuh. Psikolog dari The University of Michigan telah menemukan rahasia besar di dalamnya: "Inilah anugerah." Hasil penelitian ini dipublikasikan pada majalah akademisi Psychologi of Science pada bulan Juli.

Dalam riset yang berlangsung selama 5 tahun itu, para ilmuwan meneliti 423 pasangan suami-istri berusia lanjut. Dimulai dari awal, kepada setiap pasangan peserta diadakan 2 macam penelitian. Hal pertama ialah yang berhubungan dengan bantuan "bidang materi", misalnya tumpangan kendaraan oleh teman dan famili, titipan barang bawaan atau membantu menjaga anak kecil. Sedangkan hal berikutnya ialah dukungan semangat antarpasangan itu sendiri.

Dalam proses penelitian yang berlangsung selama beberapa tahun ini, ada 134 objek penelitian yang meninggal dunia. Para peneliti menemukan, efek dari bantuan yang diperoleh dari orang lain hanya menimbulkan perubahan yang sangat kecil terhadap rasio kematian pribadi. Tetapi yang membuat orang terkejut ialah, ternyata memberikan bantuan kepada orang lain sungguh bermanfaat bagi diri sendiri.

Di luar faktor umur, jenis kelamin, kondisi tubuh, kondisi jiwa serta tingkatan sosial-ekonomi, peneliti menemukan, memberi bantuan "bidang materi" pada orang lain akan menurunkan rasio penyebab kematian 42%, sedangkan memberi dukungan moril kepada orang lain pun dapat menekan tingkat kematian menjadi 30%.

Terhadap hasil penelitian ini, Toni Antonucci seorang psikolog dari Universitas Michigan berkomentar bahwa kita jelas telah mengabaikan pentingnya faktor berbuat kebaikan itu. Salah seorang peneliti yang bernama Stephanie L. Brown menyatakan, tampaknya jika kita ingin bertambah umur panjang, tiada salahnya kita coba membantu dan memberi perhatian pada orang lain.

Derma Bikin Bahagia
Sebelum ini, media serupa juga pernah mengungkap penelitian berkaitan hubungan antara uang dan kebahagiaan.Dalam kasus itu, para peneliti di Amerika menanyai ratusan orang Amerika tentang prilaku belanjanya dan tingkat kebahagiaannya. Mereka menemukan bahwa tingkat belanja pribadi tidak ada hubungannya dengan tingkat kebahagaian seseorang, sedangkan belanja untuk orang lain (misalnya memberikan sumbangan, memberikan hadiah untuk keluarga dan orang lain) justru berhubungan positif dengan tingkat kebahagiaan seseorang.

Penelitian menguji sekelompok pekerja yang baru saja menerima bonus antara 3000 dolar sampai dengan 8000 dolar. Mereka ditanya tentang seberapa banyak dari uang tersebut yang dibelanjakan untuk diri sendiri dan untuk orang lain.

Mereka yang memberikan sebagian dari bonus yang didapatnya kepada orang lain melaporkan memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa mereka yang memberikan lebih dari 1/3 dari bonus yang didapatkan kepada orang lain menempati tingkat skor kebahagiaan yang tertinggi. [erb/hid/cha/www.hidayatullah.com]

Rabu, 20 Januari 2010

Keajaiban seorang ayah

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada
siapapun – dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil,
tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain
dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil
mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil
(mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa
meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

Ayah benar-benar senang membantu seseorang…tapi ia sukar meminta
bantuan.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah.
Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia
sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu.
Dan hasilnya?… .mmmmhhh…”tidak terlalu mengecewakan” ^_~

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia
bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk
membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan
tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau
memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal
menunggumu.

AYAH ITU MURAH HATI…..
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan…..
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara…

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap
semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa
banyak kerutan di dahinya….

Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu….

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu”
Ketika ia ingin berkata ,,tidak”

Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya
kepregok menghisap rokok dikamar mandi.

Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu
sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan”

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan
sesuatu hal yang baik persis seperti caranya….

Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri….

Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau
meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak
akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata ….
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama
kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya
(ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa
takutmu…ketika kau mimpi akan dibunuh monster…
tapi…..ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang
malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar
selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata :” kalau kau ingin mendapatkan
pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar
apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai
besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin
mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang
Menciptakannya”

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,,jadilah lebih kuat dan
tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang
lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu”

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :” jangan cengeng
meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari
terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau
gantikan posisi Ayah di hatimu”

Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik
daripada kamu dulu….

Ayah bisa membuatmu percaya diri…
karena ia percaya padamu…

Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba
melakukan yang terbaik….

Dan terpenting adalah…
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Senin, 18 Januari 2010

Makanan haram dalam perspektif biologi kuantum

Ketika seorang ayah memberikan uang kepada ibu untuk membelikan makanan bagi kedua anak mereka yang masih balita, maka sang ibu dengan sigapnya segera berbelanja ke tukang daging di pasar langganan.Semuanya tampak biasa dan wajar-wajar saja. Tetapi bila ternyata uang yang didapat sang ayah tadi bukanlah terkategori sebagai pendapatan yang halal, maka jalan ceritanya akan panjang dan pasti tidak akan “happy ending”.

Apalagi tokoh sang ibu dalam cerita ini rupanya tengah berbadan dua. Dongeng punya cerita, ternyata setelah diusut-usut oleh KPK, uang yang dibawa pulang oleh sang Ayah adalah uang komisi yang tidak semestinya diterima. Sang ayah yang pegawai senior sebuah instansi itu tentulah tahu dan dapat membedakan, mana yang menjadi haknya dan mana yang bukan. Akan tetapi karena desakan hawa nafsu ingin tampil sebagai seorang kepala keluarga yang prestatif serta dapat menduduki maqom yang terhormat di mata istri dan keluarganya, maka uang itupun diterimanya. Dengan senang hati? Tentu tidak. Dengan jantung yang berdebar sangat kencang, sampai-sampai ia sendiri merasa bahwa jantungnya bisa saja putus saat itu juga. Keringat dingin meleleh di sepanjang tulang punggungnya, dadanya terasa sesak, sampai-sampai kemeja yang
dikenakannya serasa melekat erat bak pakaian senam. Nafas tersenggal-senggal, dan kepala terasa pening melayang. Ya, itulah pertanda seluruh tubuhnya sepakat menolak untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah dosa.

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, (Al-Quran) yang serupa lagi berulang-ulang. Bergetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.” (QS Az-Zumar ayat 23)

Getaran rasa bersalah itu mengguncangkan sistem normalitas dan homeostasis alias keseimbangan internal manusia. Hormon ketakutan (skotopobin) membuncah dan terus mendorong ketidakseimbangan hormonal lainnya. Metabolisma tubuh mengalami perubahan secara drastis. Para elektron, proton, quark, lepton, bosson, dan fermion yang tengah bertasbih dan berthawaf terganggu ritmenya dan membangun sebuah keseimbangan baru sebagai suatu efek kompensasi. Sebagian dari mereka menjadi liar karena kehilangan pegangan. Sunatullah yang termanifestasi sebagai berbagai aturan yang menjamin keteraturan yang bersifat sistematik tidak lagi berjalan semestinya. Sebagai contoh, konsep larangan Pauli yang memisahkan antara elektron dengan arah spin yang sama dalam orbital Bohr yang berbeda, tidak lagi dipatuhi dan para elektron, semuanya berloncatan semaunya, semuanya semau “gue”.

Uang yang notabene hanya sekedar sekumpulan karbon yang berbentuk kertas dan sama sekali tidak berdosa, bila terpegang oleh tangan-tangan yang chaos akan ketularan dan menunjukkan sifat (fenotip) serupa. Kertas uang akan menjadi media penghantar multi level dosa (MLD). Sang ibu yang kemudian berbelanja dan membeli 1/2 kg daging has dalam dari seekor sapi yang nyata-nyata halal karena disembelih dengan menyebut nama Allah, akan kecipratan efek tidal dosa yang seperti molekul dalam gerakan Brown, membentur sana-sini dan berzig-zag kian-kemari menciprati tetesan dosa kesana-kemari, terdorong oleh panasnya energi kinetik rasa bersalah. Dan daging has dalam sapi yang halal itu, ketika terpegang oleh lengan ibu yang terkena efek gerak brown dosa, maka akan berubah pula menjadi sekumpulan atom C, H, O, N, P,dan K yang resah dan gelisah (ingat hampir semua elemen di alam semesta bersifat dielektrik).

Ya, daging itu telah menjadi medium turunan ketiga dari sebuah dosa. Jangankan terpegang, dikantungi plastik saja dan plastik itu “dicengkiwing” hanya oleh 1 ibu jari dan 2 jari anak buahnya, maka sifat semi konduktornya tetap akan menjadi penghantar bagi proses MLD. Kemudian daging itu disemur, dan dimakan beramai-ramai. Ketika ia sampai di lambung dan saluran pencernaan, amilase, gastrin, pepsin, tripsin, garam empedu,dan juga lipase ogah-ogahan menjamunya karena merasa tak kenal. Jadilah daging itu diolah seenaknya dan tentu semau gue juga dong! Blok pembangun yang semestinya kelak dapat menjadi bagian dari keshalehan dan kejeniusan otak seorang anak, gagal menjadi protein dan banyak diantaranya menjadi gugus sterol alias lemak. Lemak ini akan terakumulasi menjadi hormon steroid dari anak ginjal yang mendorong terciptanya rasa cemas, gelisah, khawatir, dan ketakutan. Coba bayangkan, hanya dari sekerat daging sapi yang semestinya halal, anak-anak dari keluarga muda itu akan tumbuh menjadi anak-anak yang pemarah, murung, gelisah, dan ketakutan, tanpa mereka pernah tahu apa sebabnya.

Dan bila kelak mereka dewasa serta menjadi pribadi yang berakhlaq kurang mulia, siapakah sebenarnya yang bertanggung jawab dan terbebani oleh dosanya? Tentu bukan para downliner bukan? Kitalah, para orangtua yang berperan sebagai up-line yang akan menuai badai bonus dosa, Naudzubillahi mindzalik.

Ternyata proses dan fenomena ini tidak hanya terjadi pada kegiatan makan-memakan saja, melainkan pada semua aspek kehidupan seorang manusia. Setiap rasa bersalah karena melanggar perintah dan larangan Allah, yang merupakan kebenaran absolut, maka setiap sel dan setiap unsur di dalam tubuh kita akan bersikap chaos yang pada gilirannya akan mengakibatkan munculnya dampak akumulatif yang mengacaukan sistem bio-psikologis. Jiwa-jiwa kita menjadi sulit untuk mencapai tataran muthmainah, naudzubillahi mindzalik. Seorang ibu yang tegang dan kecewa (tanda-tanda kufur nikmat), pada saat mengandung putranya berarti dapat pula dikatakan berinvestasi pada kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa anaknya di kemudian hari. Demikian pula seorang ayah yang pemarah dan pembohong, setiap belaiannya pada sang anak akan menularkan ketakutan, kegelisahan, dan kekacauan quantum biologis pada anaknya. Oh anak, engkau rupanya sebuah cermin bagi keimanan kedua orangtuamu.

Maka bertaubatlah kita, berdoalah kita, dan berwudhulah kita untuk mensucikan setiap proses interaksi dengan setiap elemen dalam kehidupan. Karena itu pula di setiap perjumpaan diwajibakan bagi kita untuk mengucapkan salam, sebuah doa bagi sesama, dan sebuah doa bersama bagi keselamatan kita semua.

Oleh karena itu pula terkuak makna dalam doa sebelum makan yang memiliki arti tidak sekedar mengharapkan barokah dari makanan yang tersedia, tetapi juga permohonan agar terhindar dari azab api neraka. Doa makan itu rupanya bagian dari proses sterilisasi dan pengeliminasian unsur-unsur dosa (haram) dalam sebuah makanan.